A. Tujuan
1. Mengetahui cara membuat sabun transparan.
2. Mengetahui reaksi saponifikasi pada proses pembuatan sabun transparan.
3. Mengetahui analisis bahan dan produk pembuatan sabun transparan.
4. Mengetahui cara pembuatan sabun transparan yang dapat menjadi modal berwirausaha untuk dapat menciptakan lapangan kerja dimasa yang akan datang.
5. Menghasilkan pengolahan dengan keterampilan siswa tentang pembuatan sabun transparan dari VCO
B. Dasar Teori
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, semakin banyak pula sabun yang dibutuhkan sehingga peluang usaha untuk membuat sabun transparan dari VCO, sangat besar dan kebutuhan sabun transparan ini bisa terpenuhi dengan mengolah bahan-bahan dari kelapa menjadi VCO lalu di gunakan sebagai bahan utama pembuatan sabun transparan yang berkualitas baik. Proses pembuatan sabun transparan ini juga tergolong mudah, sehingga banyak pengusaha mengolahnya. Dan pemasarannya pun tidak terlalu sulit, karena sabun transparan ini dibutuhkan oleh masyarkat luas.
Sabun trasparan padat adalah sabun yang berbentuk padat dengan tampilan tembus pandang , jenis minyak yang di pakai dalam pembuatan sabun adalah minyak VCO, karena dapat memberikan sifat transparan terhadap sabun. Pembuatan sabun trasparan padat dapat memberikan nilai tambah terhadap minyak VCO. Penambahan aromaterapi dapat mempengaruhi kualitas sabun. Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak dan telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci.Sabun adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan, bekerja dengan bantuan air. Sedangkan surfaktan merupakan singkatan dari surface active agents, bahan yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di antarmuka fasa (baik cair-gas maupun cair-cair) sehingga mempermudah penyebaran dan pemerataan.
Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH (natrium/sodium hidroksida) dan KOH (kalium/potasium hidroksida). Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun. Pembuatannya dengan melarutkan sabun kering dalam alkohol dengan berat yang sama. Kemudian sebagian alkohol diuapkan. Apabila sabun sudah cukup kental dan tetesan cairan didapat dengan cepat menjadi masa yang keras, maka sudah didapat sabun transparan ( Saponifikasi ). Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun.
Sabun Transparan adalah sabun yang dibuat dengan teknik khusus dengan menghilangkan kandungan alkali di dalamnya. Sabun transparan ini lebih unggul daripada sabun mandi biasa, selain dari tampilannya yang transparan (transparent) yang menawan, sabun ini sangat lembut dikulit dan dapat melembabkan kulit.Sabun Transparan punya daya bersih yang efektif tanpa meninggalkan busa sabun. Sabun ini akan terasa lebih lunak di tangan anda karena tidak mengandung alkali.
Reaksi : C3H5 (COOR) + 3 NaOH = 3RCOONa + C3H5 (OH)3
C. Alat dan Bahan
1. Bahan yang digunakan
a. VCO / Minyak / Lemak
b. NaOH 30%
c. Glyserin
d. Gula Pasir
e. Etanol 96%
f. Asam Stearate
g. Asam Sitrat
2. Bahan pembantu
a. Pewarna
b. Pewangi
c. Aquades
d. Indikator PP
e. Indikator MO
3. Alat yang digunakan
a. Neraca Digital / Analitik
b. Kompor Listrik / Hot Plate
c. Gelas Ukur
d. Pengaduk
e. Erlenmeyer
f. Beaker Glass
g. Termometer
h. Kaca Arloji
i. Cawan Porselin
j. Pipet Tetes
k. Statif dan Klem
l. Pikrometer
m. Buret
D. Cara Kerja
D.1. Pembuatan larutan standar NaOH 0.1 N
Timbang 4 gram NaOH (murni) encerkan dengan aquades menjadi 1000 ml dengan labu takar.
D.2. Standarisasi larutan NaOH 0.1 N
a. Timbang 150-200 mgram asam oksalat kristal + aquades 25 ml dan indikator pp,
titrasi dengean larutan standar NaOH 0,1N . Buatlah 2 kali pengulangan.
b. Hitung normalitas NaOH
Normalitas NaOH = berat asam oksalat : ( 63 x titrasi )
Dimana berat ekivalen asam oksalat = 63
D.3 Massa jenis VCO
a. Ukur berat picnometer kosong, kemudian masukkan VCO dan ukur berat tersebut dan
catat.
b. Ganti dengan aquades, ukur berat dan catat hasilnya
c. Hitung massa jenis VCO
Volume picnometer = ( berat picnometer + air ) - (berat picnometer kosong) : rho air
Ro VCO = (berat pignometer + VCO) - (berat picnometer kosong) : volume picnometer.
D.4 Asam Lemak Bebas
a. Ukur 3 gram VCO masukkan dalam Erlenmeyer
b. Larutkan VCO dengan 50ml alcohol
c. Panaskan selama 5 menit
d. Tambahkan PP dan lakukan titrasi dengan NaOH ± 0,1 N secara duplo
ALB (%) = (V titrasi x N NaOH x 200) x 100 : (berat sampel (mg))
D.5. Proses pembuatan sabun
a. Siapkan semua alat dan bahan yang diinginkan
b. Larutlan 10 gram gula pasir ke dalam 25 ml aquades
E. PENGUJIAN
1. Bahan
Pengujian parameter mutu VCO
a. Asam lemak bebas
5 gram VCO ditimbang dengan neraca analitik dan dimasukkan kedalam erlenmeyer lalu ditambahkan 10 mL alkohol netral dan dipanaskan selama lima menit. Setelah selesai dipanaskan ditambahkan tiga tetes indikator pp, kemudian dititasi dengan NaOH yang telah distandardisasi sampai tepat timbul warna merah muda yang tidak hilang dengan pengocokan selanjutnya.
Kadar asam lemak bebas dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
V NaOH x N NaOH x 200
% FFA = ---------------------------------- x 100%
Berat sampel
Keterangan :
V NaOH : Volume natrium hidroksida terpakai
N NaOH : Konsentrasi tepat NaOH
200 : Berat ekivalen dari VCO
b. Massa jenis
Piknometer dicuci bersih dengan air dan dikeringkan dalam desikator menggunakan oven. Piknometer yang telah dipanaskan kemudian didinginkan di dalam desikator dan ditimbang piknometer kosong (A gram). Untuk B gram piknometer diisi penuh dengan air dan ditimbang. Selanjutnya temperatur air diukur dan dicocokkan dengan tabel massa jenis air. Kemudian piknometer diisi penuh dengan VCO dan ditimbang (C gram).
Massa jenis dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
B gram – A gram
Volume piknometer = --------------------------------------
Massa jenis air
C gram – B gram
Massa jenis VCO = --------------------------------------
Volume piknometer
c. Viskositas
Menggunakan Hidrometer untuk mengetahui Viskosity nya
d. pH
Di cek dengan kertas pH/Indikator universal/Kertas lakmus
2. Hasil
a. Transparasi
Untuk pengujian transparansi dilakukan dengan menggunakan visual saja.
b. Tekstur
Sedangkan tingkat kekerasannya cukup dengan cara manual yaitu menggunakan tangan saja.
c. pH
Berbeda dengan pengukuran pH yaitu dengan melarutkan sedikit sabun (± 0,5 gram) menggunakan pelarut universal (air) dan dicek menggunakan indikator universal. pH yang baik berkisar antara 8-10.
d. Asam lemak bebas
Lima gram Hasil ditimbang dengan neraca analitik dan dimasukkan kedalam erlenmeyer lalu ditambahkan 10 mL alkohol netral dan dipanaskan selama lima menit. Setelah selesai dipanaskan ditambahkan tiga tetes indikator pp, kemudian dititasi dengan NaOH yang telah distandardisasi sampai tepat timbul warna merah muda yang tidak hilang dengan pengocokan selanjutnya.
Kadar asam lemak bebas dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
V NaOH x N NaOH x 200
% FFA = ---------------------------------- x 100%
Berat sampel
Keterangan :
V NaOH : Volume natrium hidroksida terpakai
N NaOH : Konsentrasi tepat NaOH
200 : Berat ekivalen dari Hasil
Comments
Post a Comment